Laman

Friday 23 September 2011

Resensi Layang-Layang Biru

Identitas Novel
a.       Judul Novel                 : Layang-layang
b.      Pengarang                   : Meiliana K Tansri
c.       Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama
d.      Tahun Terbit                : 2006
e.       Kota Terbit                  : Jakarta
f.       Ilustrasi Sampul          : Seorang wanita sedang memandang pemuda yang
  sedang bermain layang-layang berwarna biru






















PENDAHULUAN
A.   Peninjauan Umum Tentang Novel
Buku yang diciptakan oleh Meiliana K Tansri ini menceritakan sebuah pengkhianatan yang dilakukan oleh seorang adik perempuan kepada kakaknya yang juga sesama perempuan. Namun, di tengah rasa sakit atas pengkhianatan itu dia bertemu dengan seseorang pemuda yang usianya lebih muda darinya. Di dalam novel ini terdapat pelajaran hidup bagaimana menghadapi suatu masalah yang sangat besar dan tidak tidak mudah putus asa walaupun banyak rintangan.

B.     Kepengarangan
Meiliana Kristanti Tansri lahir di Jambi, 14 Mei 1974. Beberapa karyanya telah memenangkan Sayembara Cerber Femina : Perahu Kertas (Juara I, 1997), Bunga Jambu (Juara II,1999), Kupu-Kupu (Juara II,2000), dan Belajar Terbang (Juara I, 2001)













SINOPSIS
Elizabeth adalah seorang wanita karier, dia bekerja di New York Stock Exchange. Dia adalah seorang yang sukses. Tapi dibalik kesuksesannya itu, dia mempunyai masa lalu yang menyedihkan. Umurnya yang menginjak kepala tiga, dia belum juga mempunyai seorang pendamping hidup. Itu semua bukan tanpa alasan. Itu semua gara-gara adiknya. Pikirnya. Dia hanya tak ingin salah melangkah dalam menentukan siapa nanti yang akan menjadi pendamping hidupnya. Dia selalu memikirkan andai saja Andriana tidak mengambil tunangannya, pasti dia sekarang sudah hidup bahagia seperti yang dia inginkan. Tapi itu semua hanya mimpi yang tak mungkin dia wujudkan.
Sementara itu, Andriana sedang dirawat di rumah sakit. Elizabeth  terpaksa pulang meninggalkan segala aktifitas yang membuatnya sibuk. Dia pulang atas keinginan ibunya untuk menjenguk adiknya.  Ketika dia pulang, dia merasa seperti kembali ke masa lalu. Dia teringat semua pengkhianatan yang telah dilakukan oleh adiknya.
Namun, dia harus berpikir dewasa karena ini bukan saatnya untuk memikirkan dendam dihatinya. Apalagi, dari pernikahan Andriana dengan Setiawan telah dikaruniai seorang anak perempuan yang bernama Laura. Ketika Laura bertemu dengan tantenya itu, dia sangat suka sekali dengan Elizabeth. Dan Elizabeth pun juga suka, sebab dia gadis yang sangat manis. Mirip seperti papanya.
Suatu sore, Elizabeth pergi ke pantai. Lalu dia melihat layang-layang biru. Seperti biasa, dia tiap sore pergi ke pantai untuk menikmati matahari tenggelam. Karena sering melihat layang-layang, dia ingin mencari tahu saipa yang menerbangkan layang-layang itu. Ternyata orang yang menerbangkan layang-layang tersebut adalah pemuda tanggung yang bertopi merah. Lalu dia berkenalan dengan pemuda itu. Setelah lama berkenalan, banyak bercerita satu sama lain, dan dia ternyata mengidap penyakit yang cukup serius yaitu leukimia. Namun dia tetap optimis untuk sembuh dari penyakitnya itu. Dan dia bercerita tentang layang-layang biru itu adalah pemberian sahabatnya yang juga menderita penyakit namun sembuh. Edward bercerita kalau dia akan menjalani pengobatan di luar negeri. Dan mungkin sementara tidak bisa bertemu dengan Elizabeth lagi tapi dia berjanji akan menelponnya.
Sementara itu, penyakit yang di derita oleh Andriana sudah membaik, sel kanker di rahimnya sudah diangkat. Dan Andriana maupun Setiawan meminta maaf pada Elizabeth tentang kejadian masa lalu itu. Semuanya pun menjadi normal kembali. Elizabeth telah mengikhlaskan semuanya. Karena dia ingin fokus dengan pekerjaan yang sangat padat itu.
Tak berapa lama, dia ditelpon oleh rekan kerjanya yang ada di New York dan dia disuruh untuk ke sana. Karena ada masalah dengan pekerjaannya. Dengan berat hati, dia meninggalkan keluarganya.
Setelah tiba di New York dia disibukkan dengan pekerjaannya. Tapi tak lupa setiap hari dia menelpon Andriana. Dan dia sangat rindu dengan adiknya itu. Tak lama setelah dia di New York, dia mendapat telepon dari mamanya kalau adiknya meninggal. Dia sangat kecewa sekali.
Dengan rasa sedih, dia terpaksa pulang ke Indonesia. Setelah pemakaman itu selesai. Elizabeth dipanggil oleh mamanya. Katanya dia di tunggu seorang perempuan di pantai. Setelah dia ke sana dan mencari perempuan itu, akhirnya ketemu.
Dia mengatakan kalau Edward meninggal sejak seminggu yang lalu. Dia sangbat sedih sekali. Padahal Edward optimis dengan pengobatannya itu.  Sekarang dia telah kelingan dua orang yang sangat dia sayangi.

SEKIAN

Unsur Intrinsik
1.      Judul               : Layang-layang Biru
2.      Tema               : Menghadapi Masalah dalam Kehidupan dengan Sabar
3.       Penokohan     :
1)       Elizabeth :
-          Baik hati          -  Pemaaf
-          Sabar               -  Rendah Hati
-          Tabah              -  Pekerja Keras
-          Penyayang
2)      Edward :
-          Baik Hati                                 -  Tabah
-          Sabar                                       -  Ramah
-          Tidak mudah putus asa           -  Penyayang
3)      Andriana :
-          Iri hati
-          Sombong
4)      Setiawan :
-          Putus asa         -  Penyayang
-          Tabah              -  Rendah Hati
-          Kecewa
4.      Setting
1)      Tempat  :
-          Pantai
-          Rumah Sakit
-          Rumah Elizabeth
2)      Suasana :
-          Sedih
-          Romantis
3)      Waktu :
-          Sore
5.      Alur                             :   Maju (Progresif)
6.      Sudut Pandang           :   Orang ke tiga
7.      Amanat           :
-          Jangan menyakiti seseorang jika tidak ingin disakiti
-           Setiap perbuatan yang tidak baik pasti ada balasannya, begitu juga sebaliknya
-          Jangan mengambil sesuatu yang bukan milik kita
Keunggulan
1.      Ceritanya menarik
2.      Mudah dipahami bagi siapa saja yang membacanya
3.      Bahasanya mudah dipahami
Kelemahan
1.      Ceritanya mudah ditebak
2.      Kata-katanya monoton










Saran dan Simpulan
Novel ini adalah novel dewasa.  Di dalamnya banyak sekali pelajaran hidup yang baik untuk orang-orang dewasa yang sedang mempunyai masalah. Novel ini mempunyai memberikan inspirasi untuk tidak putus asa.

No comments:

Post a Comment